文章目录[隐藏]
Mengapa Iran menyerang Israel?
Militer Iran menginformasikan bahwa serangan tersebut merupakan respons terhadap tindakan Israel yang telah membunuh seorang komandan Garda Revolusi Iran serta pemimpin milisi yang didukung Iran di daerah tersebut.
Iran menyoroti pembunuhan kepala Hizbullah, Hassan Nasrallah, serta komandan Garda Revolusi Iran, Abbas Nilforoshan, yang terjadi di Beirut akhir pekan lalu.
Iran juga merujuk pada pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada bulan Juli yang lalu. Meskipun axioma.id Israel belum mengonfirmasi keterlibatannya dalam kematian Haniyeh, banyak pihak percaya bahwa Israel bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Seorang pejabat senior Iran mengungkapkan kepada kantor berita Reuters bahwa pemimpin tertinggi negara itu, Ayatollah Ali Khamenei, telah memberikan perintah secara langsung untuk menyerang.
Serangan ini adalah bagian dari eskalasi terbaru dalam pertikaian kedua negara yang telah berlangsung lama.
Apakah rudal itu dihentikan oleh Iron Dome?
Israel memiliki sistem pertahanan udara canggih yang dikenal dengan sebutan Iron Dome, dirancang untuk mencegat roket jarak pendek yang diluncurkan oleh Hamas dan Hizbullah.
Meskipun sistem ini digunakan untuk mengatasi sebagian serangan dari Iran pada bulan April lalu, elemen lain dari sistem pertahanan "berlapis" Israel berhasil menghalau serangan rudal Iran pada Selasa (01/10).
David's Sling—sistem pertahanan yang merupakan kolaborasi antara AS dan Israel—digunakan untuk mencegat roket jarak menengah hingga jauh serta rudal balistik dan jelajah.
Sementara untuk rudal balistik jarak jauh—yang terbang melintasi atmosfer Bumi, Israel dilengkapi dengan sistem pertahanan bernama Arrow 2 dan Arrow 3.
Bagaimana reaksi sekutu Israel?
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengulangi dukungan AS terhadap Israel setelah serangan rudal itu. Ia memerintahkan pasukan AS yang berada di wilayah tersebut untuk "membantu pertahanan Israel" dan menembak jatuh rudal Iran.
Seorang juru bicara Pentagon menyebutkan bahwa kapal Angkatan Laut AS telah menembakkan sekitar selusin pencegat terhadap rudal Iran yang menuju menuju Israel.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah mengkonfirmasi bahwa ada "beberapa" intersepsi oleh pihak AS dan mengutuk "tindakan agresi yang sangat keterlaluan oleh Iran".
BBC juga telah memverifikasi adanya rekaman yang menunjukkan pencegatan rudal di atas ibu kota Yordania, Amman. Negara itu juga berhasil menembak jatuh sejumlah rudal selama serangan Iran pada bulan April yang lalu.
BBC juga melaporkan bahwa jet tempur Inggris terlibat untuk mendukung Israel pada Selasa (01/10), seperti yang mereka lakukan pada bulan April.
Menteri Pertahanan Inggris, John Healey, menyatakan bahwa pasukan Inggris telah "berperan dalam upaya untuk mencegah eskalasi lebih lanjut" pada Selasa malam, meskipun tidak memberikan rincian tambahan.
Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer mengungkapkan dukungan Inggris terhadap Israel dan menegaskan "haknya untuk membela diri".
Prancis dan Jepang juga mengutuk serangan Iran tersebut dan menyerukan semua pihak untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Israel telah memperingatkan potensi dampak dari serangan Iran. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Iran telah "melakukan kesalahan besar malam ini dan akan menanggung akibatnya".
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Haggari, menyebut serangan itu "serius" dan menambahkan bahwa Israel akan tetap waspada. "Serangan ini akan berimplikasi," kata Laksamana Muda Haggari. "Kami memiliki rencana dan kami akan melaksanakan tindakan di tempat serta waktu yang kami tentukan."
Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, menyatakan akan ada "konsekuensi yang parah" bagi Iran jika melakukan serangan terhadap Israel.
Sebaliknya, militer Iran telah menyatakan bahwa tindakan Teheran akan "jauh lebih menghancurkan dan merusak" jika Israel melakukan balasan.
Apa yang terjadi di Lebanon?
Israel mengonfirmasi bahwa mereka sedang melancarkan serangan darat ke Lebanon, beberapa menit setelah pukul 02:00 waktu setempat pada Selasa (01/10). Klaim ini dibantah oleh Hizbullah, namun mereka menyatakan bahwa mereka "siap menghadapi konfrontasi langsung".
Israel mengklaim telah memulai operasi darat di Lebanon selatan, dengan menyebut operasi tersebut dilakukan secara “terbatas, terlokalisasi, dan terarah" terhadap Hizbullah.
Selain serangan darat, militer Israel juga melaksanakan serangan udara di Lebanon.
"Angkatan Udara Israel dan Artileri IDF memberikan dukungan kepada pasukan darat melalui serangan presisi terhadap sasaran militer di wilayah itu," demikian pernyataan resmi IDF melalui media sosial X.